Diposkan oleh FilsafatKonseling on 9.04.2011
Mudik merupakan fenomena keislaman khas Indonesia. Terlepas dari konsumerisme yang belakangan menyembul dari fenomena itu, mudik sesuatu yang sarat makna, bahkan sangat erat kaitannya dengan dimensi terdalam dari manusia, yakni kerinduan akan berkumpul dan berpulang.


Kematian adalah hal lain yang ikut dirindukan manusia. Tetapi, kadang manusia gagal membedakan dengan rasa sakit yang diduga bakal dijumpainya ketika menghadapi kematian dengan kematian itu sendiri. Ada juga yang merasa bahwa dengan kematian, maka segala hal kesenangan di dunia akan tak teraih jika dirinya mati. Ada juga yang merasa tugasnya di dunia belumlah tercapai sehingga kematian dianggap sebagai tanda kegagalan. Hal-hal seperti itu pada akhirnya membuat seseorang mengabaikan rasa rindunya akan kematian.
Mudik itu sebenarnya mengajarkan manusia untuk mengenali dirinya sendiri dan sumber dirinya. Secara sederhana, berkumpul dengan orangtua dan keluarga pada waktu Lebaran menyiratkan bahwa itulah tempat asal seseorang. Dari sanalah dia berasal, dan di sanalah dia akan kembali.
Selamat mudik dan hati-hati di jalan yah.
0 komentar:
Post a Comment
Alangkah berbudinya anda, jika sedikit meninggalkan pesan untuk saya...