KEGEMBIRAAN DAN PERPISAHAN
Ketika Kekasih menghujankan rahmat-Nya, pecinta yang tulus menangis. Ini bukanlah air mata kesedihan, tetapi air mata bahagia. Bahagia maupun kesedihan, cinta diungkapkan melalui air mata. Hati manusia berbentuk daging, sedangkan pandangan kekasih mempengaruhi batu yang dipandang sekalipun.
Wujud yang indah memandang sekilas ke arahku.
Sekarang aku hanya dapat mendesah – tak berbicara dan terpesona.
Apakah kesalahanku? Hatiku tak lain hanyalah sepotong daging.
Pandangan-Nya akan menembus batu sekalipun.
Perpisahan. Hati pecinta yang tulus hancur oleh perpisahan dan ia tidak pernah dapat menemukan pelipur lara apa pun dalam kondisi seperti ini.
Wahai Kekasih hatiku gila karena-Mu.
Jangan ragu-ragu, datanglah ke rumah-Mu,
sungguh ini adalah rumah-Mu.
Lebih manis Engkau bagiku daripada gula dan madu.
Semenjak perpisahan-Mu, hatiku hancur berkeping-keping.
Dan kepingan-kepingan terbentuk untuk-Mu.
Objek-objek dunia tidak menarik hati pecinta yang tulus, ia juga tidak memberikan arti penting bagi hal-hal ini. Dibandingkan dengan ridha Allah, dan menggapai-Nya, dunia yang rusak ini tidak memiliki arti.
(FZA. Naqshabandi)
0 komentar:
Post a Comment
Alangkah berbudinya anda, jika sedikit meninggalkan pesan untuk saya...