Tuesday 26 May 2015

Second Pre, Aku

Aku lelaki yang kini telah menua, yang selalu membawa senyuman sebagai bagian tak terpisahkan dari wajah keriputku, merasakan kebahagiaan yang tak terukur setiap pagi, karena pagiku selalu seperti ini, terbangun oleh sapaan hangat mentari pagi yang berbaur dengan udara dingin  pegunungan, tetapi percayalah, suasana ini yang bertahun-tahun selalu kujadikan sebagai gambaran dalam hidupku setiap hari dan saat ini aku bersyukur karena rasa yang kubangun telah menemukan wujudnya. Satu hal yang tak berubah adalah bahwa aku tak pernah sekalipun terbangun mendahului istriku, wanita yang keriputnya bagiku tetaplah sebagai sesuatu yang menakjubkan, sekalipun tak pernah kulihat pada wajahnya yang menua kecuali kecantikan dan keanggunannya, istri yang sangat aku cintai, setiap hari bagiku sama seperti kali pertama aku mencintainya, setiap hariku mencintainya sama seperti semua hari yang yang telah kulalui dalam kehidupan.

"Selamat pagi cintaku, terimakasih atas senyumu pagi ini, kemarilah." sapaku, sapaan yang sama yang selalu kuulang setiap pagi sepanjang aku hidup dengannya, lalu aku memeluknya, masih sama seperti semua pelukan yang aku berikan kepadanya.

"Love you pap." jawabnya, jawaban yang sama seperti semua pagi sejak kali pertama kami bersama.

Lalu melalui jendela kulihat cucu-cucuku bermain berlarian di halaman rumah kami yang terhampar rumput menghijau, bagiku setiap pagi dihidupku yang seperti ini adalah keajaiban yang menakjubkan, sejujurnya aku tak pernah merasa menua, setiap pagi bagiku seperti terlahir kembali, kehidupan ini sangat menakjubkan.

0 komentar:

Post a Comment

Alangkah berbudinya anda, jika sedikit meninggalkan pesan untuk saya...