Bahkan jika kau mengajaku bicara berduapun,
Aku hanya bisa merancau tentang rasa dan logika rasaku,
Lalu ketika sangkalmu tentangku,
Telah kukatakan sebelumnya tentang tak mampuku atas kehendakNya.
Dan makian tentang egoisme dan kebodohan ini,
Memang benar adanya inilah adaku,
Adaku dalam pandangan mata lahirmu,
Adaku dalam kecerdasan logika akalmu,
Kau benar aku tak mampu menyalahkanmu,
Aku tak mampu mencari salahmu,
Karenanya aku merancau diluar logika akalmu,
Kebodohanku mengatakan kau tak mau tentangku,
Sepertimu, kau lihat aku memusuhimu dalam kataku,
Itu benar, seperti ujian adalah bagi mereka yang teruji,
Dan menurutku yang bodoh,
Maka makian itu hanya bagiku yang termaki, entah bagimu, kau yang tahu.
Sahabat, ini aku yang mencintaiNya,
Kaupun tahu bagimana gila dan butanya pecinta wanita,
Lalu aku?,
Aku mencintaNya, biarkan aku terkungkung dalam bodohku akan cinnta ini,
Dan kebinasaan yang kau katakan tadi,
Itu yang aku cari,
Dalam lemah ini,
Aku akan binasa dan hanya ada Dia.
0 komentar:
Post a Comment
Alangkah berbudinya anda, jika sedikit meninggalkan pesan untuk saya...