Sunday 7 August 2011

ISLAM SEJATI

Saya hanya ingin mengatakan bahwa judul ” ISLAM SEJATI ” di atas bukanlah Islam dalam konteks nama atau label formalitas Agama. Melainkan sebuah ” SIKAP dan KESADARAN sang DIRI ” manusia dengan label apapun nama Agamanya dalam berbuat dan bertindak atas dasar Sabar, Ikhlas dan Ridhlo, serta WELAS dan ASIH terhadap sesama makhluk hanya semata-mata sebagai wujud penghambaan kepada Tuhan. Orang Islam yang sejati adalah orang yang berjuang ( jihad, mujahadah ) untuk mencapai derajad ketaqwaan yang tinggi secara terus menerus dan konsisten dalam kehidupan ini yang tidak hanya menyebut-nyebut Asma Tuhan saja , tetapi tekanannya adalah pada “ aksi dan tindakan nyata “ dalam setiap perbuatan yang didasarkan pada niat “ lillah Billah – Lirrosul Birrosul ( pinjem istilah populer dikalangan WAKIDIYAH ) “, sehingga pada saatnya ajal datang menjemput atau matipun diharapkan kita-kita ini dalam “ Keadaan Islam “ ( innad diina indallahil Islam ).
 
Sebagaimana perintah dalam teks book Kitab Suci dalam QS. Al Imran. 102 disebutkan bahwa orang-orang yang beriman diperintah untuk bertaqwa dengan taqwa yang sebear-benarnya. Dan ujung daripada ayat ini adalah “ Janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan Islam ( muslim ) “. Kandungan ayat Ini menandaskan bahwa “ TASLIM atau MUSLIM “ adalah merupakan stasiun perjalanan “ spiritual ” yang amat tinggi dan memerlukan perjalanan panjang dalam prosesnya. Orang akan disebut “ taslim atau muslim “ jika dalam tindakan kesehariannya adalah orang yang menerima “ Kodrad dan Irodah Tuhan “ dengan sepenuh hati yang didalamnya sudah meliputi kandungan sabar, ikhlas dan pasrah. Menjadi orang muslim itu sangat berat dan amat berat. Hanya sedikit saja orang yang sanggup menjadi orang muslim. Sebuah agama dengan LABEL FORMALITAS apapun namanya tidak akan dapat bangkit dan mensejahterakan Alam beserta isinya, bila diantara pemeluknya hanya sedikit sekali yang benar-benar muslim. Halah..halah sok weruh banget.
Sepertinya sudah lama terjadi “ kesalah pahaman “ dalam mengarungi perjalanan kehidupan beragama khususnya buat saya pribadi. Banyak yang berpendapat dan mengatakan baik dalam mimbar-mimbar tempat ibadah, forum diskusi maupun forum cangkrukan bahwa KEBENARAN HAQIKI adalah kebenaran yang bersumber dari pada “ Kitab Suci dan Hadist “ yang berupa literal dan teks book….!. Hal ini, menurut saya sih…mengindikasikan seolah-olah kitab-kitab suci yang ada sebelumnya merupakan sebuah kitab yang SALAH walaupun pada kenyataannya ” QALAM ILLAHI ” tersebut dibawa oleh para Nabi yang telah dikehendaki Tuhan guna menuntun umat manusia yang berada dalam kegelapan menuju terang benderang. Padahal dalam salah satu ayat telah dijelaskan bahwa “ awal mula agama diturunkan ke bumi ini ya SUDAH ISLAM “ yang fungsinya sebagai penuntun, petunjuk landasan dan pijakannya adalah Kitab Suci yang isinya memuat Aturan-aturan baik larangan, perintah dan petunjuk, hubungan manusia dengan manusia beserta alam ( khablum minannas ) juga hubungan manusia dengan Tuhan ( khablum Minallah ).
Jika kita memiliki pendapat dan pemahaman bahwa kebenaran yang Haq adalah sebuah Kitab Suci dan Hadist, maka secara tak sadar kita telah menurunkan derajad Tuhan menjadi sebuah kitab suci. Allah itu kan Maha hidup dan yang memberikan kehidupan pada makhluk-Nya. Tuhan itu kan Maha kuasa atas segala sesuatu. Padahal kitab suci apapun namanya ( teks book ) itu hanyalah benda yang “ kering, terbatas dan diam “. Jika demikian maka gugurlah relasi Tuhan dan hamba-Nya bila Tuhan hanya dipandang sebagai sebuah Kitab Suci. Lalu bagaimana dengan istilah “ mengikuti Rasul-Nya “. Dalam aplikasinya inipun dikerdilkan oleh kebanyakan ( oknum ) Pemuka Agama. Mengikuti Rasul-Nya disamakan dengan mengikuti Hadis Nabi yang adanya karena telah ditulis, dikisahkan oleh para “ perawi “ pada masa itu yang masih terikat pada ruang dan waktu. Kita bisa bayangkan, karena mentaati Tuhan dan Rasul-Nya DIPAHAMI sebagai tindakan yang kembali kepada Kitab Suci Al Quran dan Hadis Nabi, maka wajar saja kalau selama ini telah terjadi “ perang ayat dan perang mendaifkan hadis
 
Diem dulu ahhh…termenung…
Ufhg…menjadi orang yang ISLAM itu sepertinya berat juga yah…tak semudah menjadi orang yang memeluk Agama dengan nama ( label ) Islam, IJAB KOBUL yang cukup disaksikan pemuka agama dan disaksikan oleh beberapa orang , lalu mengucapkan IKRAR PERSAKSIAN ” SYHADAD ” melalui ucapan manisnya bibir. Ditutup dengan serangkaian SYUKURAN dengan untaian DOA PERMOHONAN dan PERMINTAAN, lalu bersalam-salaman dan rangkul-rangkulan. Dan…seolah-olah KUNCI SURGA sudah berada di genggaman tangan deh..heks..heks..
Hmmm…hmmm…Saya dulu gak pake ritual gituan je…?? lalu, sudahkah DIRIKU, DIRIMU dan DIRI KITA sebagai orang yang pantas menyandang predikat ISLAM SEJATI…??.

By Ahsanun Nailillah

Published with Blogger-droid v1.7.4

0 komentar:

Post a Comment

Alangkah berbudinya anda, jika sedikit meninggalkan pesan untuk saya...