Wednesday 1 February 2012

Sekilas pandang, Sufisme

Sekilas pandang, Sufisme

~SufiWay~


Sufi bukanlah istilah sakral. Itu persepsi lama yang terlalu mengkultuskan guru mursyidnya. Sufi bukanlah bermakna orang suci. Sufi tidak perlu diagungkan, dan bahkan boleh dihina. Karena hinaan itu baik bagi penempuh jalan sufi, mencuci hasrat sanjungan dan puas diri. Sufi bisa siapa saja. Apapun profesi dan status kesehariannya. Tua atau muda. Bahkan, apapun agama formalnya. Termasuk anda. Kalau terpanggil jiwa.


Kerakusan itu berpengaruh, meski terselubung dengan baik. Bergerak di antara harapan dan ketakutan (ketakutan terhadap Allah dan berharap ampunan-Nya) adalah keadaan paling awal dari jalan hakikat. Mereka yang berbeda dalam keadaan ini, seperti bola yang dimainkan dari suatu sisi lapangan ke sisi yang lain. Setelah satu kali, pengalaman ini memiliki manfaatnya, dan setelah itu adalah ketidakberuntungan. Mengikuti Jalan pencapaian tanpa sifat-sifat yang lebih rendah dari harapan dan ketakutan merupakan sasaran. Suatu sasaran yang lebih tinggi adalah ketika tidak ada suap maupun penipuan. Beberapa membutuhkan harapan dan ketakutan; mereka adalah orang-orang yang telah ditetapkan untuk hal-hal itu.


Sufisme adalah suatu pengkajian yang tidak bersifat akademis. Bahan-bahannya diambil dari hampir setiap bentuk pengalaman manusia. Dari orang-orang yang bertanya, dalam lingkaran keilmuan yang tidak menyerupai apa pun.


Guru Sufi bukanlah sosok menggemparkan yang mencari jutaan pengikut. Mereka tergerak rasa kemanusiaan yang mungkin secara spontan dan alami. Guru Sufi berperan sebagai pembimbing, filsuf dan sahabat itu mungkin tampil dengan berbagai fungsi. Sebagai seorang pembimbing ia menunjukkan Jalan --namun sang murid harus menempuh sendiri jalan tersebut. Sebagai seorang filsuf ia mencintai kebijaksanaan, dalam pengertian yang murni dari istilah tersebut. Sebagai seorang teman ia adalah sahabat dan penasehat, memberikan perlindungan sudut pandang membentuk pemahaman.


Dokter yang tanggung berbahaya bagi kehidupan;

Ulama yang tanggung berbahaya bagi keimanan.


Guru Sufi merupakan mata rantai pencarian dan sebagai sebuah hasil, maupun keseimbangan sistem, yaitu "rantai transmisi" kehidupan. Ia bebas kapan datang dan kapan menghilang. Karena tidak ada sebuah transaksi dalam kehadiran seorang Guru Sufi.


"Sebaiknya engkau renungkan, mengapa orang-orang menderita karena tirani dogma, dilumpuhkan oleh aturan-aturan kaku sampai laksana menjadi tawanan polisi agama."


Published with Blogger-droid v2.0.4

0 komentar:

Post a Comment

Alangkah berbudinya anda, jika sedikit meninggalkan pesan untuk saya...